Pentingnya Celengan Untuk Saya dan Juga Kamu, Cieeeee

Saya kadang heran dengan diri saya sendiri. Suatu waktu, bisa nabung cukup banyak. Lumayanlah bisa buat beli domain dan hosting untuk setahun kalau dihitung-hitung. Di waktu lainnya, isi celengannya bisa Rp. 100.000,- per bulan saja sudah syukur banget. Apalagi tanggal-tanggal tua dimana peristiwa antara yang haq dan bathil dalam diri sendiri bisa semakin merajalela karena lapar. Ini murni lebay.

Maklum sebagai karyawan, kadang disaat memasuki minggu ke-3 tiap bulan, napas seolah sudah diujung leher. Antara hidup dan tidak hidup sebelum kemudian dicekoki lagi dengan gaji pada penghujung bulan yang berjalan. Lalu, serasa hidup kembali.

Kalau berbicara reinkarnasi, model karyawan seperti saya seolah sering mengalaminya tiap bulan.

Jangan tanya deh mengenai manajemen keuangan personal, mangkrak semua.

Jadi begini, kamu pernah nemu duit gak di saku celana yang belum juga di cuci semenjak 2 minggu lalu? Uang yang kamu sendiri lupa kalau pernah menaruhnya disana. Itu girangnya bukan kepalang kalau nemu. Klimaks-lah hidup orang-orang yang sering mengalami hal tersebut tiap bulan.

Kalau mau merasakan sensasi tersebut, silahkan coba naruh duit 50 ribu atau lebih di awal bulan. Naruhnya di saku celana yang sekiranya akan kamu pakai pada minggu ke-3 atau terkahir di bulan tersebut. Kehkehkehkeh. Lalu, lupakan! Biar seolah-olah ada kejutan nantinya.

Tapi kalau gak mau juga, mending beli celengan seperti saya.

Pentingnya memiliki tabungan

Sejak kuliah dulu, sebenarnya seringkali saya menabung. Terutama duit koin. Sebulan bisa ratusan ribu. Maklumlah, duit kembalian mahasiswa biasanya banyak recehan. Begitu terus sampai lulus. Duitnya buat jalan-jalan. Seolah-olah kayak orang yang mampu, padahal miskinnya sampek ubun-ubun.

Saya melihat bahwa seolah ketika kita sudah beranjak dewasa, celengan menjadi penting untuk dilupakan. Maafkan kami ya, celengan! Disisi lain, menabung itu bisa menggunakan wadah apa saja.

Pada orang dewasa, mungkin rata-rata karena menganggap sudah memiliki rekening bank sebagai wadah untuk menabung. Ini memang cuma asumsi saja. Tapi kalau boleh jujur, berapa kali dalam 1 atau 2 bulan kita ke bank untuk menyetorkan duit tabungan kita.

Setidaknya diantara kenalan saya, tidak banyak yang melakukannya. Entah mereka melakukannya tanpa sepengetahuan saya (gak penting juga kali kalau mesti laporan ke saya) atau tidak, i really don't know.

Silahkan tanya dan nilai diri sendiri saja.

Namun jika memang jarang nabung, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah tidak adanya celengan di dalam ruangan kamar kamu.

Ini penting. Dengan membeli celengan yang hanya 10 ribuan saja, yang saya alami adalah munculnya keinginan untuk memasukkan duit disana. Entah itu seratus rupiah atau hingga puluhan ribu. Dalam sehari, ada saja sejumlah kecil duit yang saya tabung karena adanya celengan tadi.

Kamu mau niat nabung atau tidak, itu urusanmu sendiri. Tapi yang terpenting adalah kamu memiliki niat untuk membeli celengan. Mengenai penggunaannya nanti, ya nanti saja dibicarakan. Tapi saya yakin, bakal ada sedikit perubahan dalam diri kamu seperti yang saya alami dalam hal mengatur keuangan pribadi.

Seperti gambar diatas. Saya tidak pernah menyangka bahwa ketika mulai bekerja, saya bisa menabung setidaknya sebanyak 200 ribu kurang seribu.

Mungkin akan ada yang menganggapnya bahwa jumlah tersebut terlampau kecil, tapi bagi saya, jumlah tersebut ternyata bisa begitu mengejutkan.

Jujur, saya tidak pernah menarget bakalan sebanyak itu. Sisa gaji bulan lalu masih ada sedikit saat akan gajian lagi, ditambah dengan hasil celengan, ya senanglah saya.

Entah nanti duitnya buat apa, ya semoga saja digunakan untuk hal yang baik-baik saja. Yang jelas, memiliki celengan itu penting buat saya. Dan bisa jadi kamu juga bakalan merasakan manfaat yang sama, bahkan lebih.

Maafkan tulisan yang singkat ini, apalagi nulis di hp. Tapi kalau memang bermanfaat, jangan lupa sharenya ya. Kamu punya pengalaman yang sama? Silahkan bagikan di komentar.

Comments