Contoh Blogger Gagal Itu, Ya Saya Ini!

Kalau biasanya banyak blogger lainnya yang menceritakan tentang kisah suksesnya masing-masing, maka biarlah saya menceritakan kisah sebaliknya. Tentu standar kesuksesan tersebut berbeda-beda baik dilihat dari segi seberapa banyak konten yang sudah diproduksi, jumlah pengunjung, penghasilan dan sebagainya.

Dari segi apapun saya menilai diri saya dalam dunia blog, gak ada sukses-suksesnya. Ini bukan merendah melainkan kenyataan. Hahahaha.

Jadi beberapa saat yang lalu sebelum memutuskan untuk menulis artikel ini, saya memutuskan untuk melihat profil Blogger dari akun saya ini.

Dan ternyata, cukup kaget juga mengetahui kenyataan bahwa saya di Blogger sejak 2012 yang lalu dengan jumlah tampilan profil hanya 48 biji saja yang saya yakini bahwa saya sendirilah yang menayangkannya dan bukan pengunjung lainnya.

Kisah inspiratif kegagalan blogger, hahahahahaha

Se-tidak terkenal itulah saya dan tanpa pencapaian apapun selain publikasi beberapa artikel yang sudah ada di blog ini.

Sejak 2012 saya ngapain aja ya? Sejumlah 100 artikel pun tak kunjung bisa saya capai, apalagi pencapaian lainnya. Jadi, sangat tepatlah saya mengatakan ini adalah kisah kegagalan yang tidak pernah ingin dialami blogger manapun terutama yang getol dengan harus memiliki ribuan artikel, ratusan ribu pengunjung bulanan, penghasilan Adsesnse minimal 1,3 juta per bulan dan sebagainya.

Gagal total! Dan saya gak perlu buat-buat alasan tentang hal itu mengenai perjalanan blog ini.

Menariknya, meskipun saya tahu bahwa saya gagal, gak ada sedih-sedihnya atau rasa penyesalan apapun. Gak ada juga niat ngambil hikmahnya dengan berpikir bahwa mulai tahun depan saya harus lebih produktif lagi. Setidaknya, biar gak gagal-gagal amat seperti apa yang terjadi dari 2012 hingga penghujung tahun 2019 ini.

Apalagi mau menjadikannya sebagai resolusi tahun baru. Duh, gak banget! Itu bukan saya!

Selisih waktu ketika saya pertama kali terdaftar di Blogger hingga artikel ini diterbitkan itu setidaknya ada 7 tahun.

Kalau mengambil tolok ukur dari teori-nya Malcolm Gladwell si penulis Outlier, Blink dan buku lainnya yang masuk kategori International Bestseller (ampun dah ini orang), seharusnya saya itu sudah bisa dianggap ahli dalam ngeblog.

Jadi, si Malcolm ini memiliki (katakanlah) hipotesa bahwa seorang dianggap ahli itu jika sudah mempelajari atau melakukan sesuatu selama setidaknya 10.000 jam.

Dan saya sudah terdaftar di Blogger selama 7 tahun dimana 10.000 ribu jam tersebut seharusnya sudah bukan lagi hal yang perlu dikhawatirkan. Tapi kembali lagi, jumlah tahun yang terlewati tersebut tidak banyak yang saya lakukan dan pelajari.

Alih-alih menganggap diri sebagai seorang ahli, kalau Malcolm Gladwell berbicara pada saya saat ini, mungkin dia akan mengatakan bahwa saya hanya peserta terdaftar saja dalam sebuah ujian tanpa pernah mengikuti ujiannya.

Hasilnya? Sudah pasti saya gak lulus.

Gila aja ya, 7 tahun saya ngapain saja?

Saya memang mengelola beberapa blog. Salah satunya yang kembali saya mulai lagi saat ini adalah berusaha menghidupkan kembali NucaCuna.blogspot.com yang baru mempublikasikan beberapa artikel saja.

Tentunya bukan sebagai bentuk pembalasan saya atas kegagalan 7 tahun ini, namun anggap saja lagi belajar dan praktek ulang Bahasa Inggris biar gak banyak lupa perbendaharaan kata yang sudah ada dalam ingatan.

Kalau memperhatikan apa yang dilakukan oleh Blogger lainnya dalam kurun waktu yang saya jalani diatas, jangankan diketawain, dianggap gagal saja itu memang hal yang pantas dilakukan. Karena, bisa dikatakan bahwa tidak ada perkembangan signifikan apapun mengenai blog hamsulbasri.com ini.

Paling cuma ada penambahan artikel baru saja kalau saya kepikiran untuk menulis disini dan hal itu bukan sesuatu yang istimewa.

Disaat blogger lainnya memikirkan tentang bagaimana nge-branding blognya atau memanfaatkan blog dalam mendukung pengembangan personal brand bagi dirinya, eh saya malah leyeh-leyeh dan gak tahu entah kemana, entah ngapain.

Dalam mengelola blog ini, saya memang males nulis banget yak?

Orang-orang sudah bicara ribuan kata per artikel, saya mah bodoh amat! Masing-masing sibuk dengan update algoritma Google, saya biarin aja. Tanpa terasa, tahun berganti dan tak ada yang berarti, cieeeeeehhh...

Jadi, kalau mau jadi blogger yang gagal, don't try this at home!😁 Tapi kalau tetap mau terinspirasi dari kegagalan saya, silahkan diikuti dengan resiko ditanggung masing-masing. Jika sakit berlanjut, hubungi dokter terdekat.

Oh iya, kalau kisah sukses itu kan biasanya juga disebut kisah inspiratif, kalau kisah kegagalan disebut apa?

Udah ya, males ngelanjutin nulisnya. Buang-buang waktu. Saya mau nonton anime dulu. Soalnya nanggung karena sudah 100 episod lebih. Bye.

Comments

  1. "Menariknya, meskipun saya tahu bahwa saya gagal, gak ada sedih-sedihnya atau rasa penyesalan apapun." Dari pernyataan ini saja artinya Anda tidak gagal!

    Sukses itu parameternya beda-beda, kalau Anda tidak kecewa dan tidak menyesal, artinya tidak ada yang disebut kegagalan.

    77 Artikel yang sekarang ini ada itu justru bisa jadi nilai unik, karena dibuat dalam kurun waktu bertahun-tahun. Sebagai blog pribadi, parameter untuk menilai blog ya pribadi juga kan?

    ReplyDelete

Post a Comment

Ada yang ingin disampaikan? Silahkan via komentar berikut ini.