Hey, Corona! Cepatlah Kau Pergi!

Jika ada hal yang menjadi ketidakpastian dalam hidup, salah satunya adalah kapan wabah Coronavirus (Covid19) saat ini akan berakhir. Gak ngerti saya siapa yang bisa menjawab dengan pasti pertanyaan tersebut.

Terus terang saja nih ya, gak ngerti saya ini "makhluk" maunya apa.

Bikin pusing saja karena hampir setiap aktivitas seolah terhenti. Gak bisa ngapa-ngapain. Hampir seluruh dunia seperti sedang Nyepi dan itu sudah berbulan-bulan serta tanpa ada kejelasan kapan ini makhluk tak lagi menjadi ancaman hidup.

Obat atau vaksinnya juga sepertinya belum ditemukan kan ya?

Saya kadang berpikir, jika saja si Corona ini punya raja, pengen banget saya nulis Surat Terbuka untuk beliau agar menghentikan invasinya di kehidupan manusia. Capek tahu cuci tangan terus.

Cepatlah kau pergi Coronavirus!

Bahkan meskipun sudah cuci tangan selama 20-30 detik, kadang masih juga khawatir kalau sampai garuk-garuk wajah saat gatal. Belum lagi bersin dan tetiba harus nutupin wajah. Kan ta*k kalau hidup model beginian.

Apalagi saat dengar teman kos batuk-batuk, mikirnya bukan lagi batuk biasa. Selalunya Corona dan Corona. Jadi su'udzon gue sama orang-orang.

Saya itu sudah ngunci diri di kos sejak tanggal 17 bulan lalu. Teman yang mau masuk kamar otomatis saya larang. Kalau ada perlu, ngomong aja lewat jendela.

Tapi gak total karantina mandirinya. Sesekali masih harus keluar terutama beli bahan makan dan minum setiap 3 atau 4 hari sekali.

Untuk menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal, jangan tanya bagaimana bersihnya pola hidup saya saat ini. Kalau ditantang urusan bersih-bersih sama petugas cleaning service hotel berbintang 5, gak mundur saya.

Pulang habis beli bahan pokok, langsung menuju kamar mandi. Pakaian langsung direndam di ember berisi sabun. Bekas kaki saya di kamar setelah dari luar kos pasti langsung saya pel bersih dan hampir seluruh space lantai lain. Kemudian langsung mandi.

Bahkan nih, kunci kamar saja saya langsung rendam di air sabun karena habis keluar. Gagang pintu juga tidak lepas dari barang yang harus saya bersihkan dengan air sabun. Sampai pintu kayu luar-dalam, daun jendela yang jarang saya bersihkan, pintu kamar mandi, langsung mengkilap.

Gak hanya itu saja, kabel cas hp dan laptop, colokan listrik, asbak rokok, cermin, dan masih banyak lagi makin sering saya bersihkan. Botol Aqua galon apalagi, langsung saya cuci pakai air sabun sebelum saya gunakan.

Tiada hari tanpa bersih-bersih pokoknya. Capek tahu! Iya sih bagus, tapi gak gini juga kali tiap hari. Entah.

Pola makan juga tentu dijaga untuk asupan gizi demi menjaga ketahanan tubuh (imunitas). Kadang kalau malas masak sayur, itu wortel saya langsung campur saja sama beras untuk masak nasi. Biar sekalian matengnya. Entah sehat atau tidak, saya percaya saja bahwa itu lebih baik daripada gak makan sayur sama sekali.

Belum lagi urusan suplemen atau vitamin. Vitamin C dan E saya saat ini sudah habis lagi setelah sempat nyetok untuk seminggu lebih. Di 3 Apotek dekat saya tinggal, vit C habis semuanya dan hanya vit. E saja.

Ini muka saya jadi agak putihan dikit dan juga sedikit glowing entah gara-gara jarang keluar atau karena konsumsi vit E saya juga gak ngerti. Kinclong tanpa skincare mahal.

Tak lupa pula, berjemur sesekali saat sudah menjemur pakaian biar badan juga dapat manfaat dari sinar matahari pagi atau sore hari.

Sehat dan bersih pake banget hidup saya sekarang. Tapi risih! Gak gini juga kali caranya wahai Corona! Ya Allah, tolong singkirkan virus ini secepatnya! Mana saya bingung mau cari uang dimana lagi!? Karena gak semua bisnis online juga bisa menikmati hasil di kondisi seperti ini.

Pas buka Facebook juga pasti tentang Corona lagi, Corona lagi. Mau gak mau saya juga kadang ikut ngebahas hal itu. Tambah pusing kan jadinya? Capek-capek ngatur pola makan dan minum suplemen serta menjaga kebersihan, akhirnya psikologi kita juga yang kena.

Makanya hampir semingguan lebih saya gak buka media sosial. Pusing tahu baca tentang Corona muluk.

Saya berharap banget si Corona ini cepat pergi. Nyusahin aja! Dikasih makan apa sih ini virus? Shuombong amat!!!

Comments

  1. Kalau saya menghadapinya secata wajar dan tak berlebihan.
    Jangan sampai katekutan berlebihan. Yang penting sudah berikhtiar semaksimal mungkin.
    Soal hasilnya ya pasrah sama Yang Maha kuasa

    ReplyDelete

Post a Comment

Ada yang ingin disampaikan? Silahkan via komentar berikut ini.